Selasa, 13 Desember 2011

Cara Promosi Melalui Media Massa dan Kiat Agar Bisa Masuk Mal


“Kami mempunyai bisns keluarga yaitu produksi bandeng duri lunak di mana sampai saat ini bisnis keluarga tersebut masih melayani daerah Semarang saja. Sampai saat ini pusat penjualan kami masih di pasar tradisional dengan kemasan sederhana. Yang ingin kami tanyakan:
1.Bagaimana cara marketing/membangun jaringan yang baik agar produksi kami ini dikenal publik? Bisakah dipisahkan antara produksi untuk kalangan menengah ke atas dan menengah ke bawah?
2.Bagaimana kiat dan tips agar produk kami bisa masuk mal-mal?”
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk memasarkan produk agar cepat di kenal luas di publik. Di antaranya dengan dengan promosi yang gencar melalui media massa (cetak maupun elektronik). Ada dua jalur yang bisa ditempuh, yang pertama jalur advertising (pemasangan iklan) dan jalur pemberitaan (liputan). Kalau Anda mau menggunakan jalur advertising, sudah barang tentu Anda akan berhubungan dengan bagian iklan di media tersebut dan kemudian Anda akan menerima tabel daftar harga iklan plus discount yang akan mereka berikan. Nah, ketika Anda setuju dengan tarif dan ukuran iklan tersebut, maka iklan akan terpasang sesuai dengan waktu yang ditentukan. Saran saya, lebih baik Anda memasang iklan kecil namun rutin atau sering muncul daripada iklan besar tapi hanya muncul sekali atau jarang-jarang. Cara yang kedua adalah menempuh jalur pemberitaan. Anda harus jeli dalam melihat momentum bahwa pihak media selalu membutuhkan informasi atau berita setiap hari.
Oleh karena itu, Anda harus bisa memposisikan diri untuk selalu menjadi sumber berita yang dicari-cari pihak media tersebut. Sudah barang tentu agar bisnis Anda bisa diberitakan, Anda harus mendesign agar bisnis tersebut terlihat khas, unik dan menarik. Jadi kalau sekarang tampilan bisnis Anda masih standar dan biasa-biasa saja, segera cari dan tampilkan sisi uniknya. Nah, setelah bisnis itu memiliki keunikan, daya tarik dan ciri khas segera komunikasikan hal tersebut kepada masyarakat melalui media cetak. Saran saya, buatlah sebuah business plan dan profile bisnis tersebut. Kemudian perkenalkan kepada media cetak dan elektronik yang ada baik dalam lingkup lokal maupun nasional. Buatlah surat perkenalan dengan dilampiri business plan dan profile company, kirimkan ke sebanyak mungkin media cetak (koran, tabloid dan majalah) serata media elektronik (radio dan televisi). Arahkan surat tersebut ke bagian redaksi (kepada pemimpin redaksi atau redaktur). Cara ini sudah terbukti efektif diterapkan olek klien-klien saya dan mendapatkan respons positif dari media yang bersangkutan. Akibat profile bisnis mereka bisa diliput dan diberitakan oleh media tersebut. Jika beruntung, Anda akan diundang sebagai narasumber untuk acara talkshow atau bedah bisnis di radio ataupun televisi tanpa harus mengeluarkkan banyak biaya.
Mengenai segmentasi pasar, akan lebih baik jika segmen pasar dipecah untuk kalangan atas maupun menengah-bawah. Kuncinya adalah pada kemasan bisnis dan kemasan produknya. Anda bisa menjual 2 kali lipat dari harga biasa ketika produk tersebut dijual di mal dengan kemasan yang menarik dan eksklusif. Sementara untuk kalangan menengah ke bawah cukup dengan kemasan yang biasa saja. Yang penting adalah baik untuk kalangan menengah ke bawah ataupun atas tidak dibedakan kualitas dan rasanya.
Kiat dan Tips Agar Produk Bisa Masuk Mal
a.Kemasan yang menarik
Agar produk bisa masuk mal, yang paling penting adalah masalah kemasan. Anda harus mengubah kemasan agar terlihat menarik dan unik. Misalnya berbentuk tas dengan gambar ikan bandeng dengan warna merah dan kuning yang mencolok. Kemasan yang sederhana akan membuat kesan bahwa produk tersebut murahan
b.Cantumkan Nomor Registrasi Depkes
Pada kemasan produk, cantumkan nomor registrasi dari Departemen Kesehatan. Jika saat ini belum ada, segera hubungi Dinas Kesehatan untuk mendaftarkan produk Anda. Untuk tahap awal nomor registrasi yang didapatkan berkode SP (sertifikat penyuluhan). Ini sudah cukup untuk meyakinkan konsumen dan pihak mal untuk menerima produk Anda.
c.Cantumkan Kode Halal.
Kode Halal juga penting untuk dicantumkan dalam kemasan, karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan sangat selektif dalam memilih jenis makanan. Jika belum memiliki sertifikat halal, segera minta informasi ke Departmen Agama dan Balai POM terdekat.
d.Buat surat penawaran yang menarik.
Sebaiknya Anda juga harus mengajukan surat permohonan kepada pihak pengelola supermarket tersebut yang dilampiri dengan profile perusahaan, jenis-jenis produk, daftar harga, kapasitas produksi (ini sangat penting untuk menjamin kelancaran distribusi barang ke supermarket) serta dilampiri dengan foto dan gambar-gambarproduk.
Sumber:
Arsip Bisnis
Ariyanto. MB
Konsultan dan Perencana Bisnis Keluarga

Garuda Rambah Segmen Pesawat Kapasitas Kecil





Tahun ini Garuda akan membuka rute baru ke Gorontalo dan Belitung, serta tiga rute internasional ke Delhi, Mumbai, dan Taipei.
Christina Sihite
Laporan dari Singapura
PT Garuda Indonesia (Garuda) berencana mengembangkan layanan di segmen sub-100 seat atau penerbangan berkapasitas di bawah 100 penumpang pada 2011. Rencana itu sebagai bentuk ekspansi bisnis Garuda yang selama ini melayani di segmentasi full service dan Imu cost carrier (LCC) melalui Citilink.
"Ini untuk mengakomodasi rute yang memiliki landasan pendek dan tidak terlalu keras. Ada banyak existing route yang belum terlayani karena membutuhkan pesawat kecil," ungkap Direktur IT dan Strategis Garuda Elisa Lumbantoruan di Singapura, kemarin.
Selain itu, lanjutnya, layanan ini bertujuan mengakomodasi rute-rute yang selama ini belum memiliki hak by pass domestik. Misalnya, rute Medan-Denpasar yang harus dilewati melalui Jakarta. De-ngan layanan ini, akan tercipta pasar baru karena ada benefit yang dirasakan langsung oleh pengguna, yaitu kecepatan dan kemudahan dalam bepergian.
"Kita perlu pikirkan kebutuhan pesawat dengan kapasitas yang kecil karena lalu lintasnya tentu tidak terlalu tinggi dan akan disesuaikan juga dengan tarif yang agak rendah. Walaupun benefit-nya orang bepergian lebih cepat," tukasnya.
Elisa menambahkan, layanan baru ini juga untuk mengisi sejumlah selot penerbangan yang kosong. Saat ini ada sejumlah rute dengan frekuensi tinggi, tapi masih memiliki jeda waktu atau selot kosong. "Contohnya Jakarta-Surabaya, masih ada selot yang kosong sekitar 1,5 jam, tidak ada penerbangan. Ini kesempatan untuk tambah frekuensi," paparnya.
Namun, hingga saat ini perusahaan belum bisa memastikan kapan akan memulai penerapan segmentasi baru itu. Menurutnya, Garuda masih mengkaji rencana pengembanganlayanan sub-100 seat itu. "Pada 2015, kita berharap punya 18 pesawat untuk itu."
Rute baru
Sementara itu, Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar menyatakan tahun ini pihaknya juga berencana membuka dua rute domestik baru. Rute baru itu meliputi rute Gorontalo dan Belitung, serta tiga rute internasional baru, yaitu Delhi,
Mumbai, dan Taipei. Dengan adanya tambahan dua rute domestik itu, tahun ini Garuda genap menerbangi seluruh Nusantara.
"Tahun ini dengan bertambahnya dua rute domestik ke Goro.ntalo dan Belitung, Garuda sudah menerbangi seluruh provinsi di Indonesia. Sementara itu, internasional kita belum akan tambah rute Eropa, tapi ke Taipei, lalu Delhi, dan Mumbai di India," tukasnya.
Dalam dua minggu ke depan, Garuda akan melakukan roadshmo ke sejumlah kota di dalam dan luar negeri. Tujuannya adalah menawarkan saham perdana perusahaan atau initial public offering (IPO). Dari dua hari pelaksanaan roadshow di Singapura, sebanyak 34 institusi asing menyatakan minat mereka terhadap saham Garuda.
Melalui IPO, perseroan akan meraup dana sebesar Rp6,97 triliun-RplO,23 triliun. Sebesar 80% dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan untuk belanja modal, seperti peremajaan pesawat dan pengembangan anak usaha, serta belanja perusahaan lainnya. 
sumber:(E-5)christina@mediaindonesia.com

cara pemasaran jamur tiram...



Strategi Pemasaran Jamur Tiram Segar

Perencanaan strategi pemasaran menjadi salah satu kunci utama kesuksesan sebuah usaha. Begitu pula dalam menjalankan peluang bisnis budidaya jamur tiram. Sebagus apapun kualitas hasil panen yang didapatkan, bila tanpa dukungan strategi pemasaran jamur yang tepat maka bisa dipastikan tidak banyak orang yang mengetahui keberadaan produk Anda. Sehingga pemasaran produk jamur tersebut kurang berjalan lancar, dan akhirnya mengalami kerugian hingga harus tumbang di tengah jalan. Tentu Anda tidak ingin mengalaminya bukan?

Karena itu sebelum menjalankan bisnis budidaya jamur tiram, sebaiknya perhatikan kondisi pasar di sekitar Anda sebelum menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan. Saat ini permintaan produk jamur segar masih sangat mendominasi pasar, sehingga Anda bisa memanfaatkan keadaan tersebut sebagai sebuah peluang untuk memperluas bisnis jamur tiram. Untuk membantu Anda memasarkan jamur tiram segar, berikut kami informasikan beberapa tips bisnis yang perlu Anda perhatikan agar produk Anda berhasil menarik konsumen.

Tentukan target pasar yang ingin Anda bidik. Hal ini penting sebelum Anda memasarkan jamur ke masyarakat luas. Anda bisa membidik para pengepul maupun tengkulak untuk memasarkan jamur tiram segar dalam jumlah yang cukup banyak, membidik konsumen rumah tangga dengan memasarkannya melalui pasar tradisional maupun supermarket, atau bisa juga membidik konsumen industri seperti restoran, rumah makan ataupun hotel-hotel yang membutuhkan persediaan jamur tiram segar.
Pertahankan kualitas jamur yang ditawarkan. Karena Anda memasarkan jamur tiram dalam keadaan segar, maka sebisa mungkin jaga kualitas jamur agar tetap prima sampai ke tangan konsumen. Untuk itu sebaiknya jamur dipanen sekitar 3–4 jam sebelum dikemas, selanjutnya jamur dibersihkan dan lakukan sortasi untuk memisahkan produk jamur yang berkualitas bagus dan jamur tiram yang kurang bagus.pemasaran jamur
Lengkapi dengan label dan kemasan yang menarik. Untuk membedakan kualitas jamur Anda dengan produk milik kompetitor, berikan label pada setiap kemasan jamur yang Anda pasarkan. Selain untuk menarik konsumen dan membangun brand yang kuat, penggunaan kemasan yang aman juga penting untuk menjaga kesegaran jamur tiram. Anda bisa menggunakan kemasan berupa sterofoam yang ditutup dengan plastik kedap udara, atau menggunakan plastik kemasan yang cukup tebal lalu direkatkan dengan bantuan mesin sealer. Agar lebih menarik, jangan lupa menempelkan label atau merek pada setiap kemasan jamur tiram yang dipasarkan.
Awasi stok/persediaan jamur. Penting bagi pelaku usaha untuk menjaga kestabilan persediaan jamur tiram yang akan dipasarkan. Oleh sebab itu lakukan penjadwalan dalam membudidayakan jamur tiram, agar proses panen jamur bisa dilakukan secara bergantian untuk mencukupi permintaan pasar. Disamping melakukan penjadwalan, Anda juga bisa bekerjasama dengan petani jamur lainnya untuk memenuhi permintaan yang semakin hari terus meningkat.
Tawarkan jamur segar dalam berbagai ukuran. Untuk membidik pangsa pasar yang lebih luas, Anda bisa menawarkan kemasan jamur segar dalam berbagai ukuran. Misalnya saja mengemas dalam ukuran 200 gram, 250 gram, atau 500 gram untuk membidik konsumen rumah tangga, serta mengemas dalam ukuran 3 kg atau 5 kg untuk membidik para pelaku bisnis kuliner maupun industri lainnya yang membutuhkan jamur tiram segar.

Dengan merencanakan strategi pemasaran jamur tiram segar secara matang, diharapkan penjualan produk jamur bisa semakin meluas hingga menjangkau pasar nasional maupun pasar internasional. Peluang pasar jamur yang masih terbuka lebar, bisa Anda manfaatkan sebagai alternatif tepat untuk mendapatkan untung besar setiap bulannya. Semoga informasi pemasaran bisnis untuk pekan ini bisa bermanfaat, selamat berkarya dan salam sukses.

FORMULASI MASALAH RISET PEMASARAN DENGAN METODE “PROBLEM”

Pada tulisan saya bertajuk Pada Mulanya adalah Masalah, saya menyebutkan bahwa tahap pendefenisian masalah merupakan titik krusial dalam sebuahkegiatan riset pemasaran. Karena kesalahan dalam mendefenisikan masalah bagaikan virus mematikan yang akan merusak organ-organ vital tubuh sebuah kegiatan riset pemasaran, mulai dari kesalahan pemilihan disain riset yang merembet pada kekeliruan pendefenisian populasi target, penentuan teknik pengumpulan data dan analisis data, hingga pada interpretasi data. Sudah dapat dipastikan apapun kesimpulan dan rekomendasi yang dihasilkan oleh riset tersebut akan “membimbing” pengambil keputusan secara sukses menghasilkan kebijakan yang menyesatkan!
Mahaguru riset pemasaran kelas dunia, Naresh K. Malhotra berbagi tips mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan oleh seorang peneliti pemasaran agar terhindar dari menerjemahkan masalah keputusan manajemen ke masalah riset pemasaran yang salah. Malhotra meringkasnya dalam sebuah akronim, PROBLEM. Berikut adalah perinciannya :
1. P = past information and forecasts
Setiap divisi pemasaran seharusnya menyimpan data historis penjualan produk. Data ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti jika dikombinasikan dengan data tren industri, teknologi, demografi kependudukan, dll. Misalkan berdasarkan analisis time series performa sebuah produk terus menunjukkan penurunan namun setelah di cross check, ternyata industrinya mengalami kenaikan alias tren positif. Fenomena ini jelas mengindikasikan secara spesifik there’s something wrong dengan perusahaan. Namun jika yang terjadi adalah baik produk maupun industri sama-sama mengalami penurunan berarti cakupan masalahnya akan lebih luas, mungkin pasar yang sudah jenuh atau pergeseran minat konsumen. Data ini sangat penting untuk membantu peneliti mengidentifikasi tingkat keparahan suatu gejala yang mengawali masalah sesungguhnya.
2. R = resources and constraints
Agar dapat memformulasi sebuah masalah riset pemasaran dengan baik dan benar seorang peneliti harus mempertimbangkan secara seksama ketersediaan sumber daya yang berperan dalam sebuah kegiatan riset, misalnya anggaran riset, kompetensi peneliti dan timnya, serta waktu. Keterbatasan dari sumber daya tersebut akan menentukan besar kecilnya kontribusi sebuah kegiatan riset pemasaran terhadap proses pengambilan keputusan. Dengan adanya keterbatasan anggaran dan waktu, peneliti misalnya harus mendisain teknik pengumpulan data yang menyesuaikan dengan anggaran dan waktu yang tersedia, alih-alih melakukan survei secara random (home visiting) peneliti memilih melakukan survei di mal-mal (mall-intercept). Hasil cepat diperoleh, murah-meriah, dan dapat segera disampaikan kepada pengambil keputusan.
3. O = objectives of the decision maker
Masalah riset pemasaran merupakan operasionalisasi dari masalah keputusan manajemen. Masalah keputusan manajemen merupakan hak prerogatif pengambil keputusan. Peneliti harus berusaha menggali apa yang menjadi tujuan si pengambil keputusan saat menetapkan masalah keputusan manajemen, apakah untuk menunda sebuah kebijakan, mendukung sebuah keputusan yang “terlanjur” dieksekusi, atau barangkali untuk mendukung ambisi pribadi si pengambil keputusan agar mendapat promosi jabatan misalnya :P .
4. B = buyer behaviour
Seperti halnya data pemasaran dan industri, data mengenai tren perilaku konsumen juga sangat penting dipertimbangkan oleh peneliti dalam memformulasi masalah riset pemasaran. Data yang bersifat sekunder ini berfungsi untuk mempertajam rumusan suatu masalah riset pemasaran. Misalnya data terakhir yang dirilis oleh AC Nielsen di penghujung tahun 2007 menunjukkan bahwa produk-produk berkategori niche (minuman energi, margarin, bedak tabur, kondisioner rambut, tisu wajah, yoghurt, saos tomat, keju, dll.) dan evolve (sikat gigi bermerk, biskuit, perawatan kulit, kopi, mi instan, dll.) menunjukkan prospek yang menjanjikan di pasar pinggiran kota alias rural. Seorang pengambil keputusan dari sebuah perusahaan perawatan kulit misalnya menetapkan masalah keputusan manajemen, …”haruskah perusahaan melakukan brand extention di tahun 2008?”… peneliti pemasaran yang diminta untuk mendisain sebuah riset dan telah mengetahui data AC Nielsen tersebut akan lebih fokus dalam merumuskan masalah riset pemasarannya, misalnya, …”bagaimanakah preferensi wanita yang tinggal di daerah rural terhadap produk-produk perawatan kulit?”…
5. L = legal environment
Regulasi yang diatur dalam sejumlah undang-undang dan peraturan-peraturan di bawahnya sangat mempengaruhi proses dan dinamika dalam dunia bisnis. Contoh paling baru misalnya soal pentarifan SMS, ternyata terungkap bahwa cost per SMS selama ini hanyalah berkisar Rp 76,-. Berarti penggunan layanan SMS selama ini “diperas”, para operator mengambil keuntungan lebih dari 200%, sebuah angka fantastis! Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang bertugas menegakkan supermasi UU tentang persaingan usaha (UU No.5 tahun 1999) telah “memerintahkan” para operator yang menetapkan tarif “lintah darat” ini agar segera menurunkan tarif layanan SMS-nya. Situasi ini jelas tidak menguntungkan bagi perusahaan, karena dapat merubah secara total strategi-strategi yang telah disusun selama ini. Masalah keputusan manajemen harus direformulasi dan otomatis masalah riset pemasaran juga turut serta.
6. E = economic environment
Faktor ekonomi jelas sangat berpengaruh dalam memformulasi sebuah masalah riset pemasaran. Inflasi yang tinggi, kenaikan harga bahan pokok, kenaikan suku bunga kredit, dll., sangat mempengaruhi pola konsumsi konsumen. Konsumen cenderung menerapkan pola hidup bersahaja, membatasi pengeluaran, dan sangat sensitif terhadap harga. Formulasi masalah riset pemasaran harus mempertimbangkan hal-hal tersebut, misalnya dengan mengeksplorasi bagaimana konsumen menyiasati kenaikan harga, atau produk-produk apa saja yang masih dapat terjangkau oleh kantong konsumen?
7. M = marketing and technological skills
Keahlian dalam hal marketing dan teknologi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus dipertimbangkan oleh peneliti dalam memformulasi sebuah riset pemasaran. Misalkan Yamaha motor Indonesia yang sudah beberapa kali menggoyahkan posisi Honda motor terbentur oleh kapasitas pabriknya (teknologi) yang tidak mampu mengimbangi permintaan pasar, jelas ini merupakan suatu masalah, Yamaha motor mengalami opportunity lost yang cukup besar. Atau distributor handphone dengan fitur TV tuner, HI Tech, jelas tidak dapat mengimbangi kapasitas pemain-pemain lama dan besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, LG, dll., dalam memasarkan produk-produknya. Mau tidak mau masalah ini harus dicarikan jalan keluar, dan si peneliti dapat menyesuaikan masalah riset pemasarannya dengan kemampuan tim pemasaran HI Tech.
Pertimbangan, analisis, dan pemahaman terhadap faktor-faktor di atas memperbesar peluang seorang peneliti pemasaran memformulasi masalah riset pemasaran yang benar dan sekaligus memperbesar peluang dihasilkan suatu rekomendasi yang tidak menyesatkan pengambil keputusan.